Dwi Asri Wulandari

EDFAT sebagai Dasar Foto Essay

In Photography on March 27, 2010 at 4:45 PM

Entire Detail Frame Angel Time atau disingkat EDFAT merupakan metode yang diperkenalkan Walter Cronkite School of Journalism and Telecommunication Arizona State University sebagai salah metode pemotretan untuk melatih cara pandang melihat sesuatu dengan detil yang tajam. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode iniadalah sesuatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita.

Ketika saya mengambil praktikum fotografi jurnalistik, saya juga diberikan tugas oleh dosen pengampu saya untuk memotret dengan menggunakan teknik EDFAT. Seorang fotografer memang tidak harus terpaku dengan teknik yang ada, namun sebagai dasarnya penguasaan teknik itu perlu agar dapat mengeksplor lebih dari teknik yang pernah dipelajari. EDFAT sendiri dipelajari sebagai basic dalam  memudahkan seorang fotografer untuk merangkai cerita dalam foto essay agar rangkain cerita yang akan dibuat tidak mengalami jumping.

Entire

Dikenal juga sebagai established shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain. Untuk mengincar atau mengintai bagian-bagian untuk dipilih sebagai obyek.

Detail

Suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pandangan terdahulu (entire). Tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai point of interest.

Frame

Suatu tahapan dimana kita mulai membingkai suatu detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis mengenal arti suatu komposisi, pola, tekstur dan bentuk subyek pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam tahap ini.

Angle

Tahap dimana sudut pandang menjadi dominan, ketinggian, kerendahan, level mata, kiri, kanan dan cara melihat. Fase ini penting mengkonsepsikan visual apa yang diinginkan.

Time

Tahap penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat antara diafragma dan kecepatan atas ke empat tingkat yang telah disebutkan sebelumnya. Pengetahuan teknis atas keinginan membekukan gerakan atau memilih ketajaman ruang adalah satu prasyarat dasar yang sangat diperlukan.

Di bawah ini ada beberapa foto yang saya kerjakan sebagai tugas kuliah saya. Mungkin belum bagus, tapi tidak ada salahnya untuk di-share 😀

Latar belakangsaya memilih konsep foto ini secara tidak sengaja, pada siang hari ketika  melintas di sekitaran Kantor Pos Pusat D.I Yogyakarta di kawasan Malioboro terdapat deretan penjual berbagai macam koran, majalah, tabloid, buku, hingga kumpulan teka-teki silang. Jika melihat secara sekilas saja mungkin deretan para penjual ini terlihat biasa saja, namun ada sisi menarik secara fotografis.

This slideshow requires JavaScript.

Beberapa orang berdiri di depan lapak untuk memilih-milih majalah yang akan dibeli. Deretan lapak penjual majalah di sekitaran Kantor Pos Pusat Yogyakarta setiap harinya laris manis dikunjungi pembeli karena termasuk lengkap dalam menyediakan berbagai macam jenis majalah. Selain majalah, mereka juga menjual koran, tabloid, berbagai macam buku/ novel.

Berbagai macam segementasi majalah tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Dari majalah yang berkaitan dengan segmentasi usia, jenis kelamin, hoby, politik, ekonomi, pendidikan, agama, olahraga, gaya hidup hingga yang berbau kelenik atau mistis.

Salah seorang penjual majalah sedikit bersantai ketika sepi pembeli. Dari hasil penghasilan berjualan majalah, ia bisa membiayai pendidikan anaknya yang masih berada di bangku sekolah dasar.

Tidak kurang dari lima buah kios yang berjualan majalah dan koran berjajar di samping Kantor Pos Pusat Yogyakarta. Walaupun barang yang mereka jual satu dengan yang lain sama, namun tetap saja mereka memiliki pelanggan tetap.

Salah seorang pelanggan memilih-milih majalah anak-anak yang akan dibeli. Saat ini majalah yang bersegmentasi untuk anak-anak sudah banyak beredar. Tampilan serta bonus-bonus hadiah yang menarik menjadi salah satu daya tariknya.

photo: wulandari

  1. Apa iya??? hihihih

    bagus kok,.. asal sesuai tujuan foto tsb,.. 😀

  2. thx infonya…..sangat membantu….

  3. salam kenal!

    fotonya bagus mbak! meski bagi orang awam terkesan biasa, namun jika dikemas dalam bentuk foto esai disertai narasi seperti ini, foto jadi lebih informatif, tak hanya nyeni saja. saya juga sedang mencoba-coba dunia fotografi jurnalistik, tapi masih belum PD! hehe..

    btw, mbak sekolah dimana? kok ada kurikulum fotografinya? apa ISI?

Leave a comment